"Siapa bilang jatuh cinta harus pada orang yang sudah kita kenal lama?”
***
Taehyung membasuh mukanya dengan air di wastafel kemudian menghela nafas sambil melihat cerminan dirinya di cermin.
“Hey kenapa? Dimarahi bos lagi?” tanya Jimin, sahabat Taehyung yang juga bekerja part-time bersama Taehyung di supermarket. Mereka memang benar-benar sahabat sejati dari kecil, sekolah selalu sama dan bahkan nasib juga sama. Mereka menjadi part-time worker karena memang sudah tuntutan menuntut ilmu di negeri orang. Saat ini mereka kuliah di salah satu universitas di Jepang karena sama-sama mendapat beasiswa. Tapi disini mereka harus membiayai biaya hidup sendiri, karena kiriman uang dari orang tua mereka tidak pernah menentu.
Oke, cukup membicarakan soal mereka.
“Tidak, aku hanya lelah” ujar Taehyung lalu membasuh wajahnya lagi. Jimin mengangkat alis.
“Setiap hari pekerjaan kita ini memang melelahkan, tapi tak biasanya kau mengeluh dengan tampang kusut begini?” kata Jimin sambil tertawa. Memang benar, selama bekerja part-time, Taehyung tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat. Taehyung selalu tersenyum lebar dan bahkan ia menghibur pengunjung dengan kelakuan anehnya, maklum 4D.
“Aku butuh seseorang”
Mendengar ucapan Taehyung yang barusan membuat Jimin tertawa terbahak-bahak.
“Kau kan punya aku” ujar Jimin sambil menepuk-nepuk pundak Taehyung.
“Jimin, aku tidak homo.” Taehyung mendelik dengan tatapan seram, Jimin malah tertawa.
“Taehyung, aku rasa kau benar-benar lelah sampai membicarakan hal-hal random. Ayo, ini sudah waktunya kita menutup toko” Jimin keluar duluan dari toilet.
Taehyung kembali menatap cerminan wajahnya di cermin.
“Kim Taehyung, kau harus cari pacar.”
***
***
Taehyung membasuh mukanya dengan air di wastafel kemudian menghela nafas sambil melihat cerminan dirinya di cermin.
“Hey kenapa? Dimarahi bos lagi?” tanya Jimin, sahabat Taehyung yang juga bekerja part-time bersama Taehyung di supermarket. Mereka memang benar-benar sahabat sejati dari kecil, sekolah selalu sama dan bahkan nasib juga sama. Mereka menjadi part-time worker karena memang sudah tuntutan menuntut ilmu di negeri orang. Saat ini mereka kuliah di salah satu universitas di Jepang karena sama-sama mendapat beasiswa. Tapi disini mereka harus membiayai biaya hidup sendiri, karena kiriman uang dari orang tua mereka tidak pernah menentu.
Oke, cukup membicarakan soal mereka.
“Tidak, aku hanya lelah” ujar Taehyung lalu membasuh wajahnya lagi. Jimin mengangkat alis.
“Setiap hari pekerjaan kita ini memang melelahkan, tapi tak biasanya kau mengeluh dengan tampang kusut begini?” kata Jimin sambil tertawa. Memang benar, selama bekerja part-time, Taehyung tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat. Taehyung selalu tersenyum lebar dan bahkan ia menghibur pengunjung dengan kelakuan anehnya, maklum 4D.
“Aku butuh seseorang”
Mendengar ucapan Taehyung yang barusan membuat Jimin tertawa terbahak-bahak.
“Kau kan punya aku” ujar Jimin sambil menepuk-nepuk pundak Taehyung.
“Jimin, aku tidak homo.” Taehyung mendelik dengan tatapan seram, Jimin malah tertawa.
“Taehyung, aku rasa kau benar-benar lelah sampai membicarakan hal-hal random. Ayo, ini sudah waktunya kita menutup toko” Jimin keluar duluan dari toilet.
Taehyung kembali menatap cerminan wajahnya di cermin.
“Kim Taehyung, kau harus cari pacar.”
***
Taehyung membuka toko dengan wajah sumringah. Jimin melongo, seperti biasa Jimin mengira Taehyung sinting. Kemarin wajahnya kusut seperti penuh dengan derita, sekarang Taehyung kembali cengar-cengir tidak jelas sambil berdendang lagu trot.
“Kau sehat?” tanya Jimin dengan wajah ngeri.
“Jimin-ah ayo kita bernyanyi lagu trot untuk mengawali hari yang cerah ini! Ayo! Berdansa!” Ujar Taehyung lalu berlari kesana kemari sambil mendengarkan lagu trot dengan volume super kencang di handphone-nya. Jimin hanya bisa menghela nafas lelah lalu masuk ke dalam toko untuk merapikan barang.
Ketika Taehyung sedang berlarian kesana kemari dengan alunan lagu trot, tiba-tiba saja ada mobil berwarna pink mengerem mendadak di depannya dan menyenggolnya hingga ia terjatuh. Taehyung melongo, tidak merespon apa-apa. Jimin yang sudah masuk toko sama sekali tidak melihat kejadian ini. Lalu turun seorang wanita memakai baju kantoran yang berusia sekitar 25 tahunan dengan wajah panik.
“Kau tidak apa-apa?” tanya wanita itu sambil berlutut di depan Taehyung yang masih terkapar sambil melongo. Taehyung semakin melongo begitu melihat wanita di hadapannya, seperti terhipnotis.
“Kau tidak apa-apa?” ulang wanita itu, wajahnya masih panik takut terjadi sesuatu yang parah akan orang yang di tabraknya ini. Taehyung tetap diam, ia masih melongo melihat wanita yang menabraknya ini. Sehingga membuat wanita yang menabraknya ini jadi bingung dan heran melihat respon Taehyung.
“Kau tidak a-“ baru saja wanita ini mau menanyakan keadaan Taehyung untuk ketiga kalinya, Taehyung bangkit berdiri dengan ekspresi yang masih melongo.
“Kau tidak-“ dan lagi-lagi baru saja wanita ini mau menanyakan keadaan Taehyung, Taehyung memotongnya.
“Jangan bicara!” Teriak Taehyung membuat wanita itu terkejut. Namun Taehyung sama sekali tidak melihat kearah wanita itu dan malah melemparkan pandangan ke atas.
“A-aku sedang memikirkan banyak hal saat ini” Ujar Taehyung terbata-bata. Wanita ini semakin kebingungan, untungnya Jimin langsung berlari ke tempat kejadian karena penasaran kenapa Taehyung tidak masuk ke dalam toko.
“Maaf, apa temanku melakukan sesuatu yang aneh dan menganggumu?” tanya Jimin hati-hati, ia berfirasat buruk bahwa Taehyung pasti melakukan hal aneh. Soalnya, banyak pengalaman waktu Jimin turun tangan saat Taehyung berulah, seperti menendang bokong preman, mengajak anak kecil sikap lilin di depan supermarket dan sebagainya.
“Aku tau kalian orang Korea, jadi bicara pakai bahasa Korea saja” ujar wanita itu.
“Ah ya, temanmu tidak berulah. Aku tadi menabraknya, tidak sengaja. Aku khawatir dia kenapa-kenapa” lanjutnya.
Jimin lalu menatap Taehyung yang tatapannya masih keatas, kearah langit.
“Dia tidak apa-apa. Dia memang aneh!” Ujar Jimin sambil tertawa agar suasana canggung ini mencair. Wanita itu semakin memperhatikan Taehyung dengan heran.
“Kau yakin dia tidak apa-apa?”
“A-aku tidak apa-apa!” Ujar Taehyung bicara, matanya tentu masih menatap kearah langit.
Melihat Taehyung yang tingkahnya semakin aneh, wanita itu memutuskan untuk bicara pada Jimin saja, setidaknya Jimin terlihat lebih normal.
“Kalau dia kenapa-kenapa... kau bisa hubungi aku, ini kartu namaku” ujar wanita itu menyerahkan kartu namanya pada Jimin, namun Taehyung langsung menyambar kartu nama itu dan kali ini ia tidak menatap langit tapi menatap wanita itu.
“Terimakasih. Tapi aku yakin temanku ini tidak apa-apa” Ujar Jimin tersenyum sopan lalu membungkukan badannya. Lalu menyenggol Taehyung agar mengucapkan terimakasih juga. Tapi Taehyung malah meninggalkan Jimin dan wanita itu ke dalam toko.
“Maaf kalau dia tidak sopan. Dia memang aneh” kata Jimin meluruskan. Wanita itu tersenyum.
“Tidak apa-apa, kalau begitu aku permisi dulu” wanita itu lalu masuk ke dalam mobil.
Taehyung keluar lagi dari toko dan melihat wajah wanita itu dari kaca jendela mobil lalu tersenyum sambil memasukkan kartu nama wanita itu ke dalam saku celananya.
Irene Bae.
***
Satu minggu setelah kejadian itu, Taehyung semakin sumringah. Ia selalu ceria, sama sekali tidak pernah mengeluh dan bahkan ia lebih semangat dari hari biasanya. Kini Taehyung kebagian jaga di kasir. Sedangkan Jimin sedang beristirahat dulu. Taehyung lalu duduk sambil menopang dagu. Hari ini supermarket sepi pengunjung, mukin karena ini sudah hari kerja. Jimin dan Taehyung pun harus kuliah nanti malam.
Tiba-tiba pintu supermarket terbuka, seseorang yang membuka pintu supermarket itu membuat Taehyung tak berkedip sama sekali. Ia kenal orang itu dan baginya meski ia sama sekali tidak kenal dekat dengan orang itu, orang itu adalah orang yang selama satu minggu ini memenuhi pikiran Taehyung.
Irene Bae.
“Selamat pagi, selamat berbelanja!” ujar Taehyung dengan wajah ceria sambil menatap Irene yang masuk dengan ragu. Kali ini Taehyung menatapnya, tidak lagi menatap langit.
“Kau kan yang waktu itu” ujar Irene tersenyum.
“Iya, aku sangat aneh ya waktu itu? Maaf, sekarang aku sudah normal!” Ujar Taehyung tertawa. Irene juga ikut tertawa. Anak aneh gumam Irene dalam hati.
Irene lalu melangkahkan kakinya menelusuri rak di supermarket, Taehyung yang melihat Irene kebingungan mencari sesuatu langsung menghampirinya.
“Mau mencari apa?” kata Taehyung sambil tersenyum. Irene juga tersenyum.
“Kau benar-benar ceria ya. syukurlah kau tidak apa-apa. Aku mau mencari klip dan map. Ada?”
“Tentu saja ada! Ayo!” ujar Taehyung sambil menarik tangan Irene secara spontan membuat Irene terbelalak, Taehyung begitu cepat sampai Irene tidak berkesempatan untuk melepaskan tangannya dari tangan Taehyung.
“Ini barangnya! Ketemu!” Ujar Taehyung tersenyum. Lalu Taehyung sadar ia belum melepaskan tangan Irene.
“Ah maaf, aku lancang ya?” Ujar Taehyung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Tidak apa-apa, terimakasih ya sudah membantu menemukannya” ujar Irene agak gugup.
“Itu saja?”
“Iya...”
“Bayar di kasir, nuna!” Taehyung langsung tanpa ragu memanggil Irene nuna. Irene kaget karena Taehyung yang kelihatan seperti anak-anak ini tidak bicara formal dengannya. Tapi disisi lain hatinya berdebar karena panggilan nuna itu terdengar sangat manis.
“Aku lancang ya?” Tanya Taehyung.
Irene tersenyum. “Tidak kok. Kau boleh memanggilku nuna”
Mereka lalu berjalan menuju kasir. Irene segera membayar barang belanjaannya.
“Kalau begitu ini uangnya” Irene menyerahkan uang pas, lalu mengambil kantong belanjanya dan melangkahkan kakinya untuk keluar, walaupun langkahnya terasa sedikit berat karena ia merasa ingin dihibur lebih lama oleh anak aneh ini.
“Tunggu nuna!” Taehyung lalu melangkahkan kakinya kearah Irene, Irene lalu membalikan badannya.
“Ada kembaliannya?” Ujar Irene menebak alasan Taehyung menyuruhnya untuk menunggu.
Taehyung lalu menyodorkan lollipop. Irene bingung.
“Kembaliannya permen?” Irene masih tidak tau apa maksud Taehyung.
“Hadiah untuk nuna, karena senyum nuna manis seperti permen ini” ujar Taehyung gugup, membuat Irene mendengarnya langsung berdebar bntr inikalimatnya diganti.
Belum sempat Irene merespon, Taehyung sudah bicara lagi.
“Siapa tau nuna tidak akan kesini lagi jadi aku beri hadiah sebagai kenang-kenangan. Aneh ya?”
Irene lalu menerimanya, tidak menjawab apa-apa lalu melangkah keluar. Namun Irene tiba-tiba memutar langkahnya masuk kembali ke dalam supermarket dan memberikan permen lollipop itu kembali pada Taehyung. Taehyung langsung bingung.
“Nuna tidak mau—“ Belum sempat Taehyung bicara, Irene duluan bicara.
“Aku akan kesini lagi” ujar Irene sambil tersenyum, lalu bergegas keluar dengan hati yang berbunga-bunga.
Setelah Irene pergi, Taehyung lalu memakan permen itu dan keluar supermarket. Dengan hati yang juga berbunga-bunga.
“Aku akan menunggu nuna datang lagi”
Taehyung pun masuk ke dalam supermarket dengan gembira. Supermarket bukanlah lagi tempat yang melelahkan baginya.
THE END.
“Kau sehat?” tanya Jimin dengan wajah ngeri.
“Jimin-ah ayo kita bernyanyi lagu trot untuk mengawali hari yang cerah ini! Ayo! Berdansa!” Ujar Taehyung lalu berlari kesana kemari sambil mendengarkan lagu trot dengan volume super kencang di handphone-nya. Jimin hanya bisa menghela nafas lelah lalu masuk ke dalam toko untuk merapikan barang.
Ketika Taehyung sedang berlarian kesana kemari dengan alunan lagu trot, tiba-tiba saja ada mobil berwarna pink mengerem mendadak di depannya dan menyenggolnya hingga ia terjatuh. Taehyung melongo, tidak merespon apa-apa. Jimin yang sudah masuk toko sama sekali tidak melihat kejadian ini. Lalu turun seorang wanita memakai baju kantoran yang berusia sekitar 25 tahunan dengan wajah panik.
“Kau tidak apa-apa?” tanya wanita itu sambil berlutut di depan Taehyung yang masih terkapar sambil melongo. Taehyung semakin melongo begitu melihat wanita di hadapannya, seperti terhipnotis.
“Kau tidak apa-apa?” ulang wanita itu, wajahnya masih panik takut terjadi sesuatu yang parah akan orang yang di tabraknya ini. Taehyung tetap diam, ia masih melongo melihat wanita yang menabraknya ini. Sehingga membuat wanita yang menabraknya ini jadi bingung dan heran melihat respon Taehyung.
“Kau tidak a-“ baru saja wanita ini mau menanyakan keadaan Taehyung untuk ketiga kalinya, Taehyung bangkit berdiri dengan ekspresi yang masih melongo.
“Kau tidak-“ dan lagi-lagi baru saja wanita ini mau menanyakan keadaan Taehyung, Taehyung memotongnya.
“Jangan bicara!” Teriak Taehyung membuat wanita itu terkejut. Namun Taehyung sama sekali tidak melihat kearah wanita itu dan malah melemparkan pandangan ke atas.
“A-aku sedang memikirkan banyak hal saat ini” Ujar Taehyung terbata-bata. Wanita ini semakin kebingungan, untungnya Jimin langsung berlari ke tempat kejadian karena penasaran kenapa Taehyung tidak masuk ke dalam toko.
“Maaf, apa temanku melakukan sesuatu yang aneh dan menganggumu?” tanya Jimin hati-hati, ia berfirasat buruk bahwa Taehyung pasti melakukan hal aneh. Soalnya, banyak pengalaman waktu Jimin turun tangan saat Taehyung berulah, seperti menendang bokong preman, mengajak anak kecil sikap lilin di depan supermarket dan sebagainya.
“Aku tau kalian orang Korea, jadi bicara pakai bahasa Korea saja” ujar wanita itu.
“Ah ya, temanmu tidak berulah. Aku tadi menabraknya, tidak sengaja. Aku khawatir dia kenapa-kenapa” lanjutnya.
Jimin lalu menatap Taehyung yang tatapannya masih keatas, kearah langit.
“Dia tidak apa-apa. Dia memang aneh!” Ujar Jimin sambil tertawa agar suasana canggung ini mencair. Wanita itu semakin memperhatikan Taehyung dengan heran.
“Kau yakin dia tidak apa-apa?”
“A-aku tidak apa-apa!” Ujar Taehyung bicara, matanya tentu masih menatap kearah langit.
Melihat Taehyung yang tingkahnya semakin aneh, wanita itu memutuskan untuk bicara pada Jimin saja, setidaknya Jimin terlihat lebih normal.
“Kalau dia kenapa-kenapa... kau bisa hubungi aku, ini kartu namaku” ujar wanita itu menyerahkan kartu namanya pada Jimin, namun Taehyung langsung menyambar kartu nama itu dan kali ini ia tidak menatap langit tapi menatap wanita itu.
“Terimakasih. Tapi aku yakin temanku ini tidak apa-apa” Ujar Jimin tersenyum sopan lalu membungkukan badannya. Lalu menyenggol Taehyung agar mengucapkan terimakasih juga. Tapi Taehyung malah meninggalkan Jimin dan wanita itu ke dalam toko.
“Maaf kalau dia tidak sopan. Dia memang aneh” kata Jimin meluruskan. Wanita itu tersenyum.
“Tidak apa-apa, kalau begitu aku permisi dulu” wanita itu lalu masuk ke dalam mobil.
Taehyung keluar lagi dari toko dan melihat wajah wanita itu dari kaca jendela mobil lalu tersenyum sambil memasukkan kartu nama wanita itu ke dalam saku celananya.
Irene Bae.
***
Satu minggu setelah kejadian itu, Taehyung semakin sumringah. Ia selalu ceria, sama sekali tidak pernah mengeluh dan bahkan ia lebih semangat dari hari biasanya. Kini Taehyung kebagian jaga di kasir. Sedangkan Jimin sedang beristirahat dulu. Taehyung lalu duduk sambil menopang dagu. Hari ini supermarket sepi pengunjung, mukin karena ini sudah hari kerja. Jimin dan Taehyung pun harus kuliah nanti malam.
Tiba-tiba pintu supermarket terbuka, seseorang yang membuka pintu supermarket itu membuat Taehyung tak berkedip sama sekali. Ia kenal orang itu dan baginya meski ia sama sekali tidak kenal dekat dengan orang itu, orang itu adalah orang yang selama satu minggu ini memenuhi pikiran Taehyung.
Irene Bae.
“Selamat pagi, selamat berbelanja!” ujar Taehyung dengan wajah ceria sambil menatap Irene yang masuk dengan ragu. Kali ini Taehyung menatapnya, tidak lagi menatap langit.
“Kau kan yang waktu itu” ujar Irene tersenyum.
“Iya, aku sangat aneh ya waktu itu? Maaf, sekarang aku sudah normal!” Ujar Taehyung tertawa. Irene juga ikut tertawa. Anak aneh gumam Irene dalam hati.
Irene lalu melangkahkan kakinya menelusuri rak di supermarket, Taehyung yang melihat Irene kebingungan mencari sesuatu langsung menghampirinya.
“Mau mencari apa?” kata Taehyung sambil tersenyum. Irene juga tersenyum.
“Kau benar-benar ceria ya. syukurlah kau tidak apa-apa. Aku mau mencari klip dan map. Ada?”
“Tentu saja ada! Ayo!” ujar Taehyung sambil menarik tangan Irene secara spontan membuat Irene terbelalak, Taehyung begitu cepat sampai Irene tidak berkesempatan untuk melepaskan tangannya dari tangan Taehyung.
“Ini barangnya! Ketemu!” Ujar Taehyung tersenyum. Lalu Taehyung sadar ia belum melepaskan tangan Irene.
“Ah maaf, aku lancang ya?” Ujar Taehyung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Tidak apa-apa, terimakasih ya sudah membantu menemukannya” ujar Irene agak gugup.
“Itu saja?”
“Iya...”
“Bayar di kasir, nuna!” Taehyung langsung tanpa ragu memanggil Irene nuna. Irene kaget karena Taehyung yang kelihatan seperti anak-anak ini tidak bicara formal dengannya. Tapi disisi lain hatinya berdebar karena panggilan nuna itu terdengar sangat manis.
“Aku lancang ya?” Tanya Taehyung.
Irene tersenyum. “Tidak kok. Kau boleh memanggilku nuna”
Mereka lalu berjalan menuju kasir. Irene segera membayar barang belanjaannya.
“Kalau begitu ini uangnya” Irene menyerahkan uang pas, lalu mengambil kantong belanjanya dan melangkahkan kakinya untuk keluar, walaupun langkahnya terasa sedikit berat karena ia merasa ingin dihibur lebih lama oleh anak aneh ini.
“Tunggu nuna!” Taehyung lalu melangkahkan kakinya kearah Irene, Irene lalu membalikan badannya.
“Ada kembaliannya?” Ujar Irene menebak alasan Taehyung menyuruhnya untuk menunggu.
Taehyung lalu menyodorkan lollipop. Irene bingung.
“Kembaliannya permen?” Irene masih tidak tau apa maksud Taehyung.
“Hadiah untuk nuna, karena senyum nuna manis seperti permen ini” ujar Taehyung gugup, membuat Irene mendengarnya langsung berdebar bntr inikalimatnya diganti.
Belum sempat Irene merespon, Taehyung sudah bicara lagi.
“Siapa tau nuna tidak akan kesini lagi jadi aku beri hadiah sebagai kenang-kenangan. Aneh ya?”
Irene lalu menerimanya, tidak menjawab apa-apa lalu melangkah keluar. Namun Irene tiba-tiba memutar langkahnya masuk kembali ke dalam supermarket dan memberikan permen lollipop itu kembali pada Taehyung. Taehyung langsung bingung.
“Nuna tidak mau—“ Belum sempat Taehyung bicara, Irene duluan bicara.
“Aku akan kesini lagi” ujar Irene sambil tersenyum, lalu bergegas keluar dengan hati yang berbunga-bunga.
Setelah Irene pergi, Taehyung lalu memakan permen itu dan keluar supermarket. Dengan hati yang juga berbunga-bunga.
“Aku akan menunggu nuna datang lagi”
Taehyung pun masuk ke dalam supermarket dengan gembira. Supermarket bukanlah lagi tempat yang melelahkan baginya.
THE END.